12.10.10

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

*Pendekatan Kesusastraan

Ilmu Budaya Dasar dinamakan Basic Humanities,berasal dari basaha inggris The Humanities,dan bahasa latin Humanus yang berarti manusia,berbudaya,dan halus. Maka dengan mempelajari The Humanities orang akan menjadi lebih manusiawi,berbudaya dan halus.

Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat.

*Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa

Prosa kadang disebut narative fiction,prose fiction atau fiction saja,dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dengan kata lain, prosa dibuat bukan berdasarkan kisah yang nyata.

Prosa lama meliputi :

1. Dongeng : Cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi.

2. Hikayat : Cerita pelipur lara yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan,namun memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.

3. Sejarah : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul keturunan.

4. Epos.

5. Cerita Pelipur Lara.

Prosa baru Meliputi :

1. Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif,cenderung padat dan langsung pada tujuannya,mengandalkan teknik teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.

2. Novel : Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,biasanya berbentuk cerita.

3. Biografi : Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.

4. Kisah : Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita,seperti “Kisah Abdullah dari Singapura ke Kelantan”.

5. Otobiografi : Biografi yang ditulis oleh subyeknya (dikarang bersama dengan penulis lain disebutkan sebagai “sebagaimana” atau “dengan”).

*Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau lcarya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan pezicataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca

lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenangan

Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

2. Prosa fiksi memberikan infonnasi

Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural

Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.

Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil-hasil sastra.

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman­pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

*Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi

Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia,alam dan Tuhan melalui media bahasa artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

Kepuitisan,keartistikan/keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :

1. Figura bahasa gaya personifikasi,metafora,perbandingan alegori,sehingga puisi menarik.
2. Kata-kata yang ambiquitas,yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata-kata yang berjiwa,yaitu kata-kata yang sudah berisi suasana tertentu,berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata yang berkonotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.

Alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD,karena :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia

* Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan“. Pendekatan pada pengalaman perwakilan dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut ” Imaginative Entry “.

2. Puisi dan Keinsyafan / Kesadaran Individual

* Dengan puisi mahasiswa dapat menjenguk hati/pikiran manusia,baik diri sendiri maupun orang lain.

3. Puisi dan keinsyafan sosial.

* Puisi memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial.

Secara imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa :

* Penderitaan atas ketidakadilan.
* perjuangan untuk kekuasaan.
* Konflik dengan sesamanya.
* Pemberontakan kepada hukumTuhan.

Puisi sarat akan nilai etika,estetika dan kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah Cinta Kasih yang didalamnya terdapat kasih sayang,cinta,kemesraan dan renungan.

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dalam suatu kehidupan, manusia telah menetapkan beberapa kebudayaan dan melestarikannya secara turun-temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari yang terjadi secara berulang-ulang, sehingga menimbulkan kebiasaan akan hal itu. Dimana kebudayaan itu dibangun oleh manusia itu sendiri.

*Manusia

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memegang peranan penting untuk menciptakan dan melestarikan suatu budaya. Ada 2 pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, diantaranya:

1. Manusia itu terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu :
A. Jasad: Badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat diraba, difoto, dan menempati ruang & waktu.
B. Hayat: mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
C. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
D. nafs : kesadaran tentang diri sendiri.

2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur yaitu :

a. Id: Bagian kepribadian yang paling mendasar

b. Ego: Perkembangannya terjadi antara usia 1 dan 2 tahun, Disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan Id kedalam saluran socia

d.Super Ego: Struktur kepribadian yang paling akhir muncul ± pada usia 5 tahun terbentuk dari lingkungan eksternal

*Hakekat Manusia

Hakekat Manusia Ada 4:

1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.

2. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lain.

3. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati dan budayawi

4. Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi) , mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

*Hakekat Budaya Timur

Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian didalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisnya berjudul Psychological Homeostatis Cina Klasik.

Sampai sekarang, ilmu psikologi di Negara-negara barat itu terutama mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu. Sebaliknya ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan social budayanya.

No. 7 dan 6: daerah tak sadar dan sub sadar, berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang tekah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.

No. 5: kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious), lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya.

No. 4: kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious), lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu-individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.

No. 3: lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bias dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar ole kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.

No. 2: lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.

No. 1: lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung langsung terhadap terhadap kehoidupan sehari-hari.

No. 0: linkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak di luar masyarakat dan Negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Padahal konsep itu berasal dari orang Eropa Barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajahi dunia. Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara populer, biasanya menyangka bahwa kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, piliran preologis, keramahtamahan, dan gotong royong. Sedangakan, kebudayaan Barat lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna (hubungan hanya berdasarkan prinsip guna), dan individualisme.

*Pengertian Kebudayaan

  1. Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J.Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
  2. Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  3. Selo Sumarjan dan soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
  4. Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
  5. Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

Kebudayaan jika dikaji dari asal katanya

- dari bahasa sanskerta budhayah: yang berarti budi/akal

- latin colere : yang berarti mengolah tanah/bertani

Kebudayaan pengertian secara praktis

Yaitu kebudayaan merupakan system nilai dan gagasan utama :

- yang mengarahkan tingkah laku

- memberi seperangkat model untuk bertingkah laku kepada masyarakat

*Unsur-unsur Kebudayaan

Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7

1. Sistem religius (homo religius)

Merupakan produk manusia sebagai homo religius.

Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)

Merupakan prodak manusia sebagai homo socius.

Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan (homo safiens)

Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber) Merupakan produk manusia sebagai homo faber.

Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .

6. Sistem bahasa (homo longuens)

Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.

7. Sistem kesenian (homo aesteticus)

Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.

Setelah manusia dapat mencukipi kebutuhan fisiknya maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya seperti perlunya pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.

*Wujud Kebudayaan

1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia

# sifatnya abstrak, tak dapat dilihat dan berpusat di kepala manusia

contoh : tata tertib ujian di Gunadarma, cita-cita Gunadarma dan sebagainya

# disebut system social

2. Kompleks aktifitas

# sifatnya kongkrit, berupa aktifitas manusia yang saling berinteraksi

contoh: karyawan yang sedang mengetik di ruangan kantor Gunadarma

# disebut system social

3. Benda

# sifatnya kongkrit , berwujud kebendaan

contoh: sederetan buku-buku yang ada di perpustakaan

*Orientasi Nilai Budaya

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Ada beberapa system nilai menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:

1. Hakikat Hidup Manusia

2. Hakikat Karya Manusia

3. Hakikat Waktu Manusia

4. Hakekat alam manusia

5. Hakekat hubungan manusia

*Perubahan Kebudayaan

Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolisasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat sekitarnya. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah dari kebudayaan tadi.Dimana gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.

Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2. Jika pandangan dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.

3. Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.

4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.

5. Apabila unsur yang tersebut memiliki skala kegiatan yang terbatas , dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

*Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu:

1. Eksternalisasi: proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi: proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi: proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.

Manusia dan kebudayaan mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.